Cara Menetaskan Telur Burung Puyuh

Burung Puyuh Cirebon - Dalam pemeliharaan ternak baik ternak kecil maupun besar pada prinsipnya relatif sama, adapun menjadi seorang peternak puyuh maka ada beberapa hal yang harus dipahami terutama dalam hal pemahaman tentang kandang, bibit, pakan, tata laksana pemeliharaan dan pemasaran hasil ternak.

Pemenuhan telur dan daging puyuh dapat dipenuhi dari adanya bibit puyuh yang baik dan unggul. Bibit puyuh yang baik dan unggul hanya bisa diperoleh melalui teknik pembibitan yang ditangani sesuai prosedur yang benar, teknik pembibitan harus di tangani secara benar dan tepat.

Sehingga menghasilkan ternak puyuh yang memiliki kualitas dalam menghasilkan telur konsumsi, kebutuhan produksi telur dan daging puyuh tidak dapat terlepas dengan proses penetasan. Saat ini, penetasaan telur puyuh di pedesaan masih banyak yang menggunakan induk untuk menetaskan telur, hal ini dirasa kurang efektif karena jumlah telur yang dapat di tetaskan per induk relatif sedikit.

Yaitu hanya berkisar antara 5 sampai 10 telur, sementara kebutuhan konsumsi telur dan daging terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi penduduk di Indonesia, sehingga dibutuhkan suatu teknologi untuk dapat  menetaskan telur puyuh sesuai dengan permintaan.

Mesin tetas puyuh
Salah satu teknologi yang sampai saat ini mulai digunakan adalah mesin penetasan, penetasan telur puyuh sudah mulai dilakukan di berbagai daerah. Mesin tetas merupakan sumber daya yang vital dalam keberlangsungan usaha peternakan puyuh secara komersial, pemilihan telur tetas merupakan telur fertil yang akan di tetaskan baik menggunakan penetasan alami maupun menggunakan mesin tetas, pengelolaan telur tetas membutuhkan ketelatenan dan ketekunan sehingga menghasilkan daya tetas yang tinggi.

Telur tetas ini sudah di buahi oleh pejantan dan telur tetas ini harus berasal dari induk puyuh yang bermutu baik, beberapa hal harus diperhatikan dalam memilih telur tetas menurut Abidin (2004) yaitu : Berat telur harus berada pada kisaran normal, yaitu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, berat telur puyuh berkisar 10-11 gram perbutir, umur telur tetas tidak boleh lebih dari 7 hari dan telur sebaiknya di simpan pada suhu 15-17 C, kulit atau cangkang telur bebas dari kotoran, baik berupa feses maupun sisa-sisa pakan yang masih menempel. Indeks telur normal, yaitu berkisar antara 70%-80%. Tatalaksana penetasan pemilihan telur tetas yang tepat maka akan menghasilkan daya tetas yang baik.


Setelah memilih telur tetas dengan tepat, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan tatalaksana penetasan sesuai dengan kondisi aslinya. Kondisi mesin tetas disesuaikan dengan kondisi induk.

Langkah pertama yang dilakukan sebelum memasukkan telur tetas adalah membersihkan mesin tetas menggunakan desifektan, hal ini dilakukan untuk menghilangkan hama bakteri maupun mikroba yang dapat mengganggu daya tetas dari telur yang yang di tetaskan.

Suhu di dalam mesin tetas di atur pada suhu 38°C. Kemudian telur tetas di letakkan pada rak mesin tetas dengan bagian tumpul di atas, mesin tetas di bagi menjadi dua bagian yaitu inkubator dan hactery.

Anak puyuh menetas setelah 17-18 hari jika pada puyuh selama 21 hari dengan pengaturan 18 hari di inkubator dan 3 hari di hactery, telur di putar dua kali sehari pemutaran telur di tujukan untuk mendinginkan telur seperti pada induk yang sesekali meninggalkan telurnya.

Pemeriksaan telur (candling) dilakukan minimal 2 kali untuk mengetahui telur yang fertil dan infertil, suhu udara di dalam penetasan embrio akan berkembang bila suhu udara di sekitar telur minimal 70°F (21,11° C) namun perkembangan ini sangat lambat di bawah suhu udara ini praktis embrio tidak mengalami perkembangan, sehingga penyimpanan telur tetas sebaiknya sama atau di bawah suhu tersebut.

Berdasarkan hal tersebut harus di atur suhu lingkungannya pada mesin tetas sesuai dengan kebutuhan proses penetasan suhu embrio harus sesuai dengan kondisi pada proses penetasan alami menggunakan induk. suhu yang baik untuk pertumbuhan embrio adalah berkisar di antara 35-37° C.

Hal ini dilakukan supaya embrio dapat berkembang dengan baik maka suhu di dalam ruang penetasan di atur dengan kisaran suhu 95-104° F, untuk menjamin embrio mendapatkan suhu yang ideal agar perkembangannya normal. Kelembapan relatif di dalam penetasan merupakan hal yang penting untuk menjaga kandungan air di dalam telur menguap terlalu banyak melalui pori-pori telur.

kelembapan yang baik di dalam penetasan adalah berkisar antara 60% untuk menetaskan telur puyuh atau 5-10% lebih tinggi untuk menetaskan telur puyuh atau saat akan menetas kelembapan di naikkan menjadi 70% untuk menetaskan telur puyuh.

Pengaturan sirkulasi udara kandungan CO² dalam penetasan jangan lebih dari 0,5%, kandungan CO² sampai 2% akan sangat menurunkan daya tetas dan bila mencapai 5% akan menyebabkan anak puyuh tidak menetas atau presentasi menetas rendah.

Untuk menghindarkan terjadinya hal tersebut (CO² lebih dari 0,5 %) Hendaknya penetasan di usahakan jauh dari jalan raya atau jauh dari jalan yang ramai dengan kendaraan bermotor.

Sumber : Modul Operator Pemeliharaan Burung Puyuh BLK Lembang 2018 hal 18-19

3 Comments

  1. Mantaplah
    Teruskan langkahmu bang

    ReplyDelete
  2. Klaim Promo Bonus 100% ! Anda bisa langsung mengklaimnya bila resmi terdaftar di Agen Linkaja88 !
    Kunjungi Link » https://www.linkaja88.net/

    Dapatkan secara Gratis Aplikasi Sabung Ayam S128
    Klik Link Disamping » https://www.linkaja88.net/gratis-download-aplikasi-sabung-ayam-s128/

    Kontak WhatsApp online 24 Jam : +62812-2222-995

    ReplyDelete